Sabtu, 17 November 2012

gangguan persepsi sensori : Halusinasi


LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI

A.    Definisi
Menurut Varcarolis, Halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus.
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart & Sundenn, 1998).
Halusinasi adalah ketidak mampuan klien untuk menilai dan berespon terhadap realita. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal dan tidak dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan. Tidak mampu berespon secara akurat sehingga tampat perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa halusinasi merupakan respon seseorang terdapat rangsangan yang tidak nyata (stuart dan sundeen, 1998).
B.     Proses Terjadinya Masalah
1.      Penyebab
Rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang dicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri.
Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti menikmati sesuatu. Juga keterangan dari klien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau dirasakan)
2.      Tanda dan gejala
Tanda dan gejala dari halusinasi adalah :
a.       berbicara dan tertawa sendiri
b.      bersikap seperti mendengar dan melihat sesuatu
c.       berhenti berbicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d.      disorientasi
e.       merasa ada sesuatu pada kulitnya
f.       ingin memukul atau melempar barang - barang
3.      Akibat
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Ini diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya yang meminta dia untuk melakukan sesuatu hal di luar kesadarannya.
C.    Pohon Masalah

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Perubahan sensori perseptual: halusinasi
 


Isolasi sosial : menarik diri

D.    Data yang Perlu dikaji
1.         Data Subjektif
a.        Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
b.        Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
c.         Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
d.        Klien merasa makan sesuatu
e.         Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
f.          Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
g.        Klien ingin memukul/melempar barang-barang
2.         Data Objektif
a)        Klien berbicar dan tertawa sendiri
b)        Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c)        Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d)       Disorientasi




E.     Tipe Halusinasi
1.      Halusinasi pendengaran
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Suara tersebut dapat dirasakan berasal dari jauh atau dekat, suara biasanya menyenangkan, menyuruh berbuat baik, tetapi dapat pula ancaman, mengejek, memaki.
2.      Halusinasi Penglihatan
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit organik) biasanya sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan rasa takut akibat gambaran-gambaranyang mengerikan.
3.      Halusinasi penciuman
Halusinasi ini biasanya berupa mencium bau sesuatu bau tertentu dan dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita. Bau dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita sebagai suatu kombinasi moral.
4.      Halusinasi pengecapan
Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi penghidung, penderita merasa mengecap sesuatu.
5.      Halusinasi perabaan
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak dibawah kulit terutama pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia.

F.     Tingkatan Halusinasi
1.      Tingkat I
Ø  Memberi rasa nyaman
Ø  Tingkat orientasi sedang
Ø  Unsur umum halusinasi merupakan suatu kesenangan
2.      Tingkat II
Ø  Menyalahkan
3.      Tingkat III
Ø  Mengontrol tingkat kecemasan berat
Ø  Pengalaman sensorik (Halusinasi) tidak dapat ditolak lagi
4.      Tingkat IV
Ø  Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
Ø  Klien panik

G.    Fase-fase Halusinasi
1.      Fase 1
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin terasa sulit karena berbagai stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil, terlibat narkoba, dihianati kekasih, masalah di kampus, penyakit, hutang, dll. Masalah terasa menekan karena terakumulasi sedangkan support system kurang dan persepsi terhadap masalah sangat buruk. Sulit tidur berlangsungnya terus-menerus sehingga terbiasa mengkhayal.
2.      Fase 2
Pasien mengalami emosi yang berlanjut seperti adanya perasaan cemas, kesepian, perasaan berdosa, ketakutan dan mencoba memusatkan fikiran pda timbulnya kecemasan. Ia beranggapan bahwa pengalaman pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol bila kecemasannya diatur, dalam tahap ini ada kecenderungan klien merasa nyaman dengan halusinasinya.
3.      Fase 3
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias. Klien mulai merasa tidak mampu lagi mengontrol dan mulai berupaya menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu yang lama.
4.      Fase 4
Klien mencoba melawan suara-suara atau sensori abdonrmal yang datang, Klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari sinilah dimulai fase psychotic.
5.      Fase 5
Pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai merasa terancam dengan datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perintah yang ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat berlangsung selama minimal 4 jam atau seharian bila klien tidak mendapat komunikasi terapeutik. Terjadi gangguan psikotik berat.


Rencan asuhan Keperawata
No
Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
1.
Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
Pasien mampu :
-          Mengenali halusinasi yang dialaminya
-          Mengontrol halusinasinya
-          Mengikuti program pengobatan
Setelah 2x pertemuan, pasien dapat menyebutkan :
-          Isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
-          Mampu memperagakan cara dalam mengontrol halusinasi
SP I
-       Bantu pasien mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi halusinasi)
-       Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Tahapan  tindakannya meliputi :
·         Jelaskan cara menghardik halusinasi
·         Peragakan cara menghardik
·         Minta pasien memperagakan ulang
·         Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku pasien
-       Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien



Setelah 2x pertemuan, pasien mampu :
-          Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
-          Memperagakan cara bercakap-cakap dengan orang lain
SP 2
-       Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
-       Latih berbicara / bercakap dengan orang lain saat halusinasi  muncul
-       Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien



Setelah  2x pertemuan pasien mampu :
-          Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan dan
-          Membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan mampu memperagakannya.
SP 3
-       Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
-       Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
Tahapannya :
·           Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
·           Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
·           Latih pasien melakukan aktivitas
·           Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih (dari bangun pagi sampai tidur malam)
-       Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan terhadap perilaku pasien yang (+)



Setelah 2x  pertemuan, pasien mampu :
-          Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
-          Menyebutkan manfaat dari program pengobatan
SP 4
-       Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2&3)
-       Tanyakan program pengobatan
-       Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
-       Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program
-       Jelaskan akibat bila putus obat
-       Jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat
-       Jelaskan pengobatan (5B)
-       Latih pasien minum obat
-       Masukkan dalam jadwal harian pasien


Keluarga mampu :
Merawat pasien di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien
Setelah 1x pertemuan keluarga mampu menjelaskan tentang halusinasi
SP 1
-       Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
-       Jelaskan tentang halusinasi :
·     Pengertian halusinasi
·     Jenis halusinasi yang dialami pasien
·     Tanda dan gejala halusinasi
·     Cara merawat pasien halusinasi (cara berkomunikasi, pemberian obat & pemberian aktivitas kepada pasien)
-       Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
-       Bermain peran cara merawat
-       Rencana tindak lanjut keluarga, jadwal keluarga untuk merawat pasien




Setelah  1x pertemuan keluarga mampu :
-          Menyelesaikan kegiatan yang sudah dilakukan
-          Memperagakan cara merawat pasien
SP 2
-       Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
-       Latih keluarga merawat pasien
-       RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien



Setelah ….x pertemuan keluarga mampu :
-          Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
-          Memperagakan cara merawat pasien serta mampu membuat RTL
SP 3
-       Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2)
-       Latih keluarga merawat pasien
-       RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien



Setelah ….x pertemuan keluarga mampu :
-          Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
-          Melaksanakan Follow Up rujukan

SP 4
-       Evaluasi kemampuan keluarga
-       Evaluasi kemampuan pasien
-       RTL Keluarga :
·     Follow Up
·     Rujukan

DAFTAR PUSTAKA


Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000

Masalah keperawatan          :  Halusinasi Penglihatan
Pertemuan                             :  Ke 2
SP                                           : 1
A. Proses Keperawatan
1.         Kondisi Klien
DS :  Klien mengatakan  sering melihat bayangan-bayangan wanita raksasa. Bayangan itu kadang-kadang membuat saya sangat takut
DO : Klien tampak tenang, kontak mata kurang
         Klien tampak sering berbicara sendiri
         Klien terlihat hipoaktifitas
2.        Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
3.         Tujuan Khusus :
a.       Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
b.      Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik.
4.      Tindakan Keperawatan
a.       Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi
-          Isi
-          Waktu
-          Frekuensi
-          Situasi
-          Respon terhadap / terjadinya halusinasi
b.      Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

B.  Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
a. Orientasi :
·     Salam terapeutik:
”Assalamualaikum Pak Syamsir, apa kabar? ”
·      Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Iya, betul sekali nama saya Suster fonda yang sedang praktek disini.

·      Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:
”Bagaimana perasaan Pak Syamsir hari ini? Oh iya, tadi pagi Pak Syamsir bangun jam berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Pak Syamsir sudah mandi?”
·     Evaluasi/Validasi :
“Pak Syamsir masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang bayangan-bayangan  yang Pak Syamsir lihat dan cara mengontrolnya dengan menghardik. “
·     Kontrak :
“Pak Syamsir masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Pak Syamsir lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di teras, waktunya tidak lama hanya sekitar 15 menit. Bagaimana Pak Syamsir sudah siap?”
b. Kerja :
Apakah Pak Syamsir melihat bayangan tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan bayangan itu?”
“Apakah terus-menerus terlihat atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Pak Syamsir lihat bayangan itu? Berapa kali sehari Pak Syamsir alami? Pada keadaan apa bayangan itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
“ Apa yang Pak Syamsir  rasakan pada saat melihat bayangan itu?”
“ Apa yang Pak Syamsir  lakukan saat melihat bayangan itu? Apakah dengan cara itu bayangan-bayangan itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul?
“Pak Syamsir, ada empat cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul. Pertama, dengan menghardik bayangan tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
“ Caranya sebagai berikut: saat bayangan-bayangan itu muncul, langsung Pak Syamsir tutuo mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau  lihat kamu, kamu tidak nyata . Kamu  hanya bayangan. Begitu diulang-ulang sampai bayangan  itu tak terlihat lagi. Coba Pak Syamsir peragakan! Nah begitu ….bagus! Coba lagi ! Ya bagus Pak Syamsir sudah bisa”
” Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”
C.Terminasi:
·         Evaluasi  Subjektif
“Bagaimana perasaan Pak Syamsir setelah peragaan latihan tadi?”
Evaluasi Objektif
” Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini? Iya bagus Pak Syamsir”
·         Rencana tindak lanjut
” Kalau bayangan-bayangan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus berlatih ya Pak Syamsir walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.
·         Kontrak
Topik : “Baiklah Pak Syamsir besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih cara kedua mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang lain.”
Tempat : “Pak Syamsir mau dimana tempatnya? Oh Pak Syamsir ingin di tempat tidur yah?”
Waktu : ”Jam berapa Pak Syamsir  bisa. Bagaimana klo jam 10 saja?Waktunya hanya 15 menit saja.”
     “Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”










STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan          :  Halusinasi Penglihatan
Pertemuan                             :  Ke 3
SP                                           : 2

A.      Proses Keperawatan
1.         Kondisi Klien
DS :  Klien mengatakan masih melihat bayangan-bayangan wanita raksasa.
DO : Klien tampak tenang,
          Klien tampak berbicara sendiri
         Kontak mata kurang
         Klien terlihat hipoaktifitas
2.      Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
3.      TUK :
a.    Klien mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
b.    Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan   orang lain
4.      Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain (kegiatan yang biasa dilakukan pasien)
c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B.       Fase Orientasi
1.    Salam terapeutik
“ Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?
2.    Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar biasa.
3.    Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum
“Pak Syamsir, sepertinya tadi saya lihat Pak Syamsir sedang bercakap-cakap sendiri. Bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini?”


4.    Evaluasi / validasi
Bagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus !
5.    Kontrak
Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 15 menit. Tempatnya di tempat tidur. Bagaimana apa Pak Syamsir sudah siap? “

C.      Kerja :
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah bercakap-cakap dengan orang lain .Jadi kalau Pak Syamsir mulai melihat bayangan-bayangan langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk mengobrol dengan Pak Syamsir. Contohnya begini...”Tolong, saya melihat  bayangan-bayangan. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya teman Pak Syamsir katakan : ayo ngobrol dengan Pak Syamsir, karena Pak Syamsir sedang melihat bayangan-bayangan. Begitu..coba Pak Syamsir lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya..begitu ..Pak Syamsir..bagus! Coba sekali lagi. Bagus..! Nah laih terus ya Pak Syamsir!”.
” Jadi cara kedua untuk mengontrol halusinasi adalah yaitu dengan bercakap-cakap dengan orang lain ya Pak Syamsir.”

D.     Terminasi :
1.             Evaluasi  Subjektif
“Bagaimana perasaan Pak Syamsir setelah latihan ini?”
2.             Evaluasi Objektif
” Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita bicarakan. Jadi ada berapa cara untuk mengontrol halusinasi?”
3.             Rencana tindak lanjut
“Bagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian Pak Syamsir. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu bayangan itu muncul! Nanti 30 menit lagi saya akan ke mari lagi”.Dan kita latih lagi sesuai jadwal.


4.             Kontrak
a.         Topik : Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal ?”
b.         Tempat : “Mau di mana?. Di ruang makan?”
c.         Waktu : Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00 ?”
Sampai nanti  ya. Assalamualaikum”























STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan          :  Halusinasi Penglihatan
Pertemuan                             :  Ke 4
SP                                           : 3

A.      Proses Keperawatan
  1. Kondisi Klien
DS :  Klien mengatakan bayangan tersebut sudah mulai berkurang
DO : Klien tampak tenang
              Klien tampak  kooperatif
              Raut muka klien tampak bergairah
2.      Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
3.      Tujuan Khusus:
a.       Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b.      Klien mampu  mengontrol halusinasi dengan cara melakukan  kegiatan-kegiatan  klien secara terjadwal
c.       Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
  1. Rencana Tindakan Keperawatan
a.         Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b.         Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan membaut kegiatan-kegiatan klien secara terjadwal.
c.         Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B.       Fase Orientasi
1.         Salam terapeutik
“ Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?
2.         Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar biasa.
3.         Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum
Sepertinya bapak udah mulai sehat. Pak syamsir udah ngapain aja pagi ini.?? Bagaimana kalau kita bincang-bincang lagi.

4.         Evaluasi / validasi
Bagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus
5.         Kontrak
Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara ketiga untuk mengontrol halusinasi dengan membuat jadwal kegiatan bapak setiap harinya. Kita akan membuat secara bersama-sama selama 15 menit. Tempatnya di ruang makan. Bagaimana apa Pak Syamsir sudah siap? “

C.      Kerja :
Cara ketiga untuk mengendalikan halusinasi adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang mas lakukan di rumah misal membersihkan rumah, membaca buku, olah raga, nonton TV dll. Baiklah sekarang mari kita buat jadwal kegiatan harian dari pagi sesudah bangun tidur sampai malam hari sebelum tidur. Hal ini tujuannya untuk meminimalkan pak Syamsir melihat bayangan-bayangan aneh itu lagi .
( buat jadwal kegiatan bersama klien/ yang di sepakati oleh klien )
Bagus, sekarang pak Syamsir  sudah memiliki jadwal kegiatan harian untuk hari ini , yang untuk besok dan hari selanjutnya nanti kita buat bersama – sama lagi ya pak?

D.      Terminasi :
1.         Evaluasi  Subjektif
“Bagaimana perasaan Pak Syamsir setelah kita buat jadwal kegitan bapak ini?”
2.         Evaluasi Objektif
Cara ketiga untuk mengendalikan halusinasi dengar yaitu apa pak ? Bagus pak bisa menyebutkannya . dengan melakukan kegiatan – kegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi, berarti tidak ada waktu untuk melamun/merenung sendiri.
3.         Rencana tindak lanjut
Mas ... mau kan melaksanakan kegiatan – kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ? dan jangan lupa di buat juga jadwal kegiatan hariannya untuk hari besok dan hari- hari selanjutnya. Nanti saya akan bantu


4.         Kontrak
Topik            : Besok kita akan bercakap-cakap tentang obat-obatan yang Mas ... minum
dimana gunanya untuk mengatasi suara yang didengar dan mengganggu.
Tempat         : Kita akan bercakap-cakap disini juga ya, setuju?
Waktu           : 10 menit saja.
                        ” Sekarang mas... mau kemana ? Bagaimana kalau mas ikut berkumpul dengan
temam- temanya yang lain di taman, kan bisa ngobrol-ngobrl”
























STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan          :  Halusinasi Penglihatan
Pertemuan                             :  Ke 5
SP                                           : 4

A.      PROSES KEPERAWATAN
1.    Kondisi Klien
DS :
a.       Klien mengatakan melihat sosok bayangan hitam tinggi yang mengganggunya
b.      Klien mengatakan melihat bayangan sampai  3x
DO :
a.       Klien Tampak Bingung Dan Berbicara Sendiri
b.      Tatapan Klien Curiga
2.    Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi penglihatan
3.    Tujuan Khusus
a.    Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b.    Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya dengan minum obat secara teratur.
c.    Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4.    Rencana Tindakan Keperawatan
a.    Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b.    Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan minum obat secara teratur
c.    Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunnaan obat secara teratur
d.   Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B.       Fase Orientasi
1.    Salam terapeutik
“ Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?
2.    Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar biasa.

3.    Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum
Bagaimana perasaannya pagi ini pak? Udah mandi dan makan tadi pagi?
4.    Evaluasi / validasi
Bagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah bapak sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang telah kita buat kemarin? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus
5.    Kontrak
Pagi ini saya akan menjelaskan kepada bapak obat – obat yang bapak minum. Bagaimana kalau kita sekarang berbincang – bincang di tempat ini , sekitar 10 mmenit ya pak !

C.      Kerja :
Ini pak, obat – obatan yang nanti di minum yang orange namanya CPZ, yang merah muda ini Halloperidol, obat – obatan ini semuanya untuk mengendalikan suara – sura yang sering bapak dengar, obat ini di minum 3x sehari masing – masing 1 tablet tidak boleh lebih atau kurang. Dengan minum obat ini bapak akan mengantuk, lemas, ingin tidur terus tapi itu tidak apa – apa. Bagaimana, apa bapak sudah jelas ? Obat ini harus tetap di minum terus, mungkin berbulan atau bahkan bisa selamanya. Tidak usah khawatir obat ini aman jika bapak minum sesuai yang di anjurkan.. Jangan berhenti minum  obat walaupun bapak sudah merasa sehat. Kalau bapak menghentikan obat tanpa sepengetahuan dokter atau perawat, gejala – gejala seperti yang bapak alami seperti sekarang akan muncul lagi.
Bapak harus mengingat 5  hal saat minum obat yaitu :
1.       Benar obat
2.       Benar bahhwa obat ini untuk bapak
3.       Benar cara meminumnya
4.       Benar waktunya
5.       Benar dosisnya.
       Ingat ya bapak .

D.      Terminasi :
1.    Evaluasi  Subjektif
Bagaimana perasaan Pak Syamsir setelah kita buat jadwal kegitan bapak ini?

2.    Evaluasi Objektif
Coba bapak sebutkkan  jenis obat  yang bapak minum, coba sebutkan lima hal saat minum obat
3.    Rencana tindak lanjut
Karena bapak sudah paham tentang obat yang di minum , bapak dapat langsung meminum obat
4.    Kontrak
Bapak kita ketemu lagi,kita akan membahas tentang masalah dengan keluarga bapak.