LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
A. Definisi
Menurut Varcarolis, Halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya
persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus.
Halusinasi adalah gangguan
pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat
meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu
itu penuh / baik (Stuart & Sundenn, 1998).
Halusinasi adalah ketidak mampuan
klien untuk menilai dan berespon terhadap realita. Klien tidak dapat membedakan
rangsangan internal dan eksternal dan tidak dapat membedakan antara lamunan dan
kenyataan. Tidak mampu berespon secara akurat sehingga tampat perilaku yang
sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa
halusinasi merupakan respon seseorang terdapat rangsangan yang tidak nyata
(stuart dan sundeen, 1998).
B.
Proses Terjadinya Masalah
1. Penyebab
Rangsangan primer dari halusinasi
adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian
traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut
ditinggalkan oleh orang yang dicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego,
pikiran dan perasaannya sendiri.
Klien dengan halusinasi cenderung
menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu
arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau
menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti menikmati sesuatu. Juga
keterangan dari klien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang
dilihat, didengar atau dirasakan)
2. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala dari halusinasi adalah :
a.
berbicara dan tertawa sendiri
b.
bersikap seperti mendengar dan
melihat sesuatu
c.
berhenti berbicara ditengah
kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d.
disorientasi
e.
merasa ada sesuatu pada
kulitnya
f.
ingin memukul atau melempar
barang - barang
3. Akibat
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan. Ini diakibatkan karena klien berada di bawah
halusinasinya yang meminta dia untuk melakukan sesuatu hal di luar kesadarannya.
C.
Pohon
Masalah
Risiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Perubahan sensori
perseptual: halusinasi
|
Isolasi
sosial : menarik diri
D. Data yang Perlu dikaji
1.
Data Subjektif
a.
Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus
nyata
b.
Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
c.
Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
d.
Klien merasa makan
sesuatu
e.
Klien merasa ada
sesuatu pada kulitnya
f.
Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
g.
Klien ingin memukul/melempar barang-barang
2.
Data Objektif
a)
Klien berbicar dan
tertawa sendiri
b)
Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c)
Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d)
Disorientasi
E.
Tipe Halusinasi
1.
Halusinasi pendengaran
Paling sering dijumpai dapat berupa
bunyi mendenging atau suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih
sering terdengar sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Suara tersebut dapat
dirasakan berasal dari jauh atau dekat, suara biasanya menyenangkan, menyuruh
berbuat baik, tetapi dapat pula ancaman, mengejek, memaki.
2.
Halusinasi Penglihatan
Lebih sering terjadi pada keadaan
delirium (penyakit organik) biasanya sering muncul bersamaan dengan penurunan
kesadaran, menimbulkan rasa takut akibat gambaran-gambaranyang mengerikan.
3.
Halusinasi penciuman
Halusinasi ini biasanya berupa
mencium bau sesuatu bau tertentu dan dirasakan tidak enak, melambangkan rasa
bersalah pada penderita. Bau dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap
penderita sebagai suatu kombinasi moral.
4.
Halusinasi pengecapan
Walaupun jarang terjadi, biasanya
bersamaan dengan halusinasi penghidung, penderita merasa mengecap sesuatu.
5.
Halusinasi perabaan
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau
seperti ada ulat yang bergerak dibawah kulit terutama pada keadaan delirium
toksis dan skizofrenia.
F.
Tingkatan Halusinasi
1.
Tingkat I
Ø Memberi rasa nyaman
Ø Tingkat orientasi sedang
Ø Unsur umum halusinasi merupakan suatu
kesenangan
2.
Tingkat II
Ø Menyalahkan
3.
Tingkat III
Ø Mengontrol tingkat kecemasan berat
Ø Pengalaman sensorik (Halusinasi) tidak dapat
ditolak lagi
4.
Tingkat IV
Ø Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
Ø Klien panik
G.
Fase-fase Halusinasi
1.
Fase 1
Klien merasa banyak masalah, ingin
menghindar dari lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak
masalah. Masalah makin terasa sulit karena berbagai stressor terakumulasi,
misalnya kekasih hamil, terlibat narkoba, dihianati kekasih, masalah di kampus,
penyakit, hutang, dll. Masalah terasa menekan karena terakumulasi sedangkan support system kurang dan persepsi
terhadap masalah sangat buruk. Sulit tidur berlangsungnya terus-menerus
sehingga terbiasa mengkhayal.
2.
Fase 2
Pasien mengalami emosi yang
berlanjut seperti adanya perasaan cemas, kesepian, perasaan berdosa, ketakutan
dan mencoba memusatkan fikiran pda timbulnya kecemasan. Ia beranggapan bahwa
pengalaman pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol bila kecemasannya diatur,
dalam tahap ini ada kecenderungan klien merasa nyaman dengan halusinasinya.
3.
Fase 3
Pengalaman sensori klien menjadi
sering datang dan mengalami bias. Klien mulai merasa tidak mampu lagi
mengontrol dan mulai berupaya menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang
dipersepsikan klien mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu
yang lama.
4.
Fase 4
Klien mencoba melawan suara-suara
atau sensori abdonrmal yang datang, Klien dapat merasakan kesepian bila
halusinasinya berakhir. Dari sinilah dimulai fase psychotic.
5.
Fase 5
Pengalaman sensorinya terganggu,
klien mulai merasa terancam dengan datangnya suara-suara terutama bila klien
tidak dapat menuruti ancaman atau perintah yang ia dengar dari halusinasinya.
Halusinasi dapat berlangsung selama minimal 4 jam atau seharian bila klien
tidak mendapat komunikasi terapeutik. Terjadi gangguan psikotik berat.
Rencan asuhan Keperawata
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Rencana
Keperawatan
|
||
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Intervensi
|
||
1.
|
Gangguan Sensori
Persepsi Halusinasi
|
Pasien mampu :
- Mengenali
halusinasi yang dialaminya
- Mengontrol
halusinasinya
- Mengikuti
program pengobatan
|
Setelah 2x pertemuan, pasien dapat menyebutkan :
-
Isi, waktu, frekuensi,
situasi pencetus, perasaan
-
Mampu memperagakan cara
dalam mengontrol halusinasi
|
SP I
-
Bantu pasien mengenal
halusinasi (isi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat
terjadi halusinasi)
-
Latih mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
Tahapan tindakannya
meliputi :
·
Jelaskan cara
menghardik halusinasi
·
Peragakan cara
menghardik
·
Minta pasien
memperagakan ulang
·
Pantau penerapan cara ini,
beri penguatan perilaku pasien
- Masukkan
dalam jadwal kegiatan pasien
|
Setelah
2x pertemuan, pasien mampu :
- Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
-
Memperagakan cara
bercakap-cakap dengan orang lain
|
SP 2
-
Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP1)
-
Latih berbicara / bercakap dengan orang lain saat halusinasi muncul
-
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
|
|||
Setelah 2x pertemuan pasien mampu :
-
Menyebutkan kegiatan yang
sudah dilakukan dan
-
Membuat jadwal kegiatan
sehari-hari dan mampu memperagakannya.
|
SP 3
-
Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP1 dan 2)
-
Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
Tahapannya :
·
Jelaskan pentingnya
aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
·
Diskusikan aktivitas
yang biasa dilakukan oleh pasien
·
Latih pasien
melakukan aktivitas
·
Susun jadwal
aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih (dari bangun
pagi sampai tidur malam)
-
Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan terhadap perilaku pasien yang (+)
|
|||
Setelah
2x
pertemuan, pasien mampu :
- Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
-
Menyebutkan manfaat dari
program pengobatan
|
SP 4
-
Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP1,2&3)
-
Tanyakan program pengobatan
-
Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
-
Jelaskan akibat bila tidak
digunakan sesuai program
-
Jelaskan akibat bila putus obat
-
Jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat
-
Jelaskan pengobatan (5B)
-
Latih pasien minum obat
-
Masukkan dalam jadwal
harian pasien
|
|||
Keluarga mampu
:
Merawat pasien di rumah dan menjadi sistem
pendukung yang efektif untuk pasien
|
Setelah 1x pertemuan keluarga mampu menjelaskan tentang halusinasi
|
SP 1
- Identifikasi
masalah keluarga dalam merawat pasien
- Jelaskan
tentang halusinasi :
· Pengertian halusinasi
· Jenis halusinasi yang dialami pasien
· Tanda dan gejala halusinasi
· Cara merawat pasien halusinasi (cara
berkomunikasi, pemberian obat & pemberian aktivitas kepada pasien)
- Sumber-sumber
pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
- Bermain peran
cara merawat
-
Rencana tindak lanjut keluarga, jadwal keluarga untuk merawat pasien
|
||
Setelah 1x pertemuan keluarga mampu :
- Menyelesaikan
kegiatan yang sudah dilakukan
-
Memperagakan cara merawat pasien
|
SP 2
-
Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
-
Latih keluarga merawat pasien
-
RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
|
|||
Setelah ….x
pertemuan keluarga mampu :
- Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
-
Memperagakan cara merawat pasien serta mampu membuat RTL
|
SP 3
-
Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2)
-
Latih keluarga merawat pasien
-
RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
|
|||
Setelah ….x
pertemuan keluarga mampu :
- Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
- Melaksanakan
Follow Up rujukan
|
SP 4
-
Evaluasi kemampuan keluarga
-
Evaluasi kemampuan pasien
-
RTL Keluarga :
· Follow Up
· Rujukan
|
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku
Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan
Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Aziz
R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Tim
Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,
RSJP Bandung, 2000
Masalah keperawatan : Halusinasi Penglihatan
Pertemuan : Ke 2
SP :
1
A. Proses
Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sering melihat bayangan-bayangan wanita
raksasa. Bayangan itu kadang-kadang
membuat saya sangat takut
DO : Klien tampak tenang, kontak mata kurang
Klien tampak sering berbicara
sendiri
Klien terlihat hipoaktifitas
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
3. Tujuan Khusus :
a. Klien mampu
menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
b. Klien mampu
memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik.
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi
-
Isi
-
Waktu
-
Frekuensi
-
Situasi
-
Respon terhadap / terjadinya halusinasi
b. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
a. Orientasi :
· Salam terapeutik:
”Assalamualaikum
Pak Syamsir, apa kabar? ”
·
Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir
masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Iya, betul sekali nama saya Suster fonda yang sedang
praktek disini.
· Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:
”Bagaimana perasaan Pak Syamsir hari ini? Oh iya, tadi pagi Pak Syamsir
bangun jam berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Pak Syamsir
sudah mandi?”
· Evaluasi/Validasi :
“Pak Syamsir masih ingat apa yang
kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau berbincang-bincang tentang apa? Hari
ini kita bercakap-cakap tentang bayangan-bayangan yang Pak Syamsir lihat dan cara mengontrolnya dengan menghardik. “
· Kontrak :
“Pak Syamsir
masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Pak Syamsir lupa
yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di teras, waktunya tidak lama hanya
sekitar 15 menit. Bagaimana Pak Syamsir sudah siap?”
b. Kerja :
“ Apakah Pak Syamsir melihat bayangan tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan
bayangan itu?”
“Apakah terus-menerus terlihat atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Pak Syamsir lihat bayangan itu? Berapa kali sehari Pak Syamsir alami? Pada keadaan apa bayangan itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
“ Apa yang Pak Syamsir rasakan pada saat melihat bayangan itu?”
“ Apa yang Pak Syamsir lakukan saat melihat bayangan itu? Apakah
dengan cara itu bayangan-bayangan itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar
cara-cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul?
“Pak Syamsir, ada empat cara
untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul. Pertama, dengan menghardik
bayangan tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan
teratur.”
“ Bagaimana kalau kita belajar
satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
“ Caranya sebagai berikut: saat bayangan-bayangan itu muncul, langsung Pak
Syamsir tutuo mata
dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak
nyata . Kamu hanya bayangan.
Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Pak Syamsir peragakan! Nah begitu ….bagus! Coba lagi ! Ya bagus
Pak Syamsir sudah bisa”
” Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara
menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara teratur. Hari
ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”
C.Terminasi:
· Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Pak Syamsir
setelah peragaan latihan tadi?”
Evaluasi Objektif
” Coba Pak Syamsir ulangi lagi
apa yang sudah kita pelajari hari ini? Iya bagus Pak Syamsir”
·
Rencana tindak lanjut
” Kalau bayangan-bayangan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut!
Terus berlatih ya Pak Syamsir walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau
kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.
·
Kontrak
Topik : “Baiklah Pak Syamsir besok kita akan
bertemu untuk belajar dan melatih cara kedua mengontrol halusinasi dengan
becakap-cakap dengan orang lain.”
Tempat : “Pak Syamsir mau dimana tempatnya? Oh
Pak Syamsir ingin di tempat tidur yah?”
Waktu : ”Jam berapa Pak Syamsir
bisa. Bagaimana klo jam 10 saja?Waktunya hanya 15 menit saja.”
“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN
Masalah keperawatan : Halusinasi Penglihatan
Pertemuan : Ke 3
SP :
2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan masih melihat bayangan-bayangan wanita raksasa.
DO : Klien tampak tenang,
Klien
tampak berbicara sendiri
Kontak mata kurang
Klien terlihat hipoaktifitas
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
3. TUK :
a. Klien mampu menyebutkan kegiatan
yang sudah dilakukan
b. Klien mampu mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain
4. Rencana
Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain (kegiatan yang biasa dilakukan pasien)
c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
B. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“ Assalamualaikum Pak Syamsir
. Apa kabar hari ini?
2. Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak.
Ingatan bapak luar biasa.
3. Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum
“Pak Syamsir, sepertinya tadi saya lihat Pak Syamsir sedang bercakap-cakap
sendiri. Bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini?”
4. Evaluasi / validasi
Bagaimana Pak Syamsir masih
ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul?
Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus !
5. Kontrak
Sesuai janji kita kemarin saya
akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain. Kita akan latihan selama 15
menit. Tempatnya di tempat tidur. Bagaimana apa Pak Syamsir sudah siap? “
C. Kerja :
“Cara kedua untuk
mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah bercakap-cakap dengan orang
lain .Jadi kalau Pak Syamsir mulai melihat bayangan-bayangan langsung saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk mengobrol dengan Pak Syamsir.
Contohnya begini...”Tolong, saya melihat bayangan-bayangan. Ayo ngobrol
dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya teman Pak Syamsir katakan :
ayo ngobrol dengan Pak Syamsir, karena Pak Syamsir sedang melihat bayangan-bayangan. Begitu..coba Pak Syamsir lakukan seperti saya tadi
lakukan. Ya..begitu ..Pak Syamsir..bagus! Coba sekali lagi. Bagus..! Nah laih
terus ya Pak Syamsir!”.
” Jadi cara kedua untuk
mengontrol halusinasi adalah yaitu dengan bercakap-cakap dengan orang lain ya
Pak Syamsir.”
D. Terminasi :
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana
perasaan Pak Syamsir setelah latihan ini?”
2. Evaluasi Objektif
” Coba Pak
Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita bicarakan. Jadi ada berapa cara untuk
mengontrol halusinasi?”
3. Rencana tindak lanjut
“Bagaimana
kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian Pak Syamsir. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur
serta sewaktu-waktu bayangan itu muncul! Nanti 30 menit lagi saya akan ke mari
lagi”.Dan kita latih lagi sesuai jadwal.
4. Kontrak
a.
Topik : Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas
terjadwal ?”
b.
Tempat : “Mau di mana?. Di ruang makan?”
c.
Waktu : Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00 ?”
Sampai nanti ya. Assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN
Masalah keperawatan : Halusinasi Penglihatan
Pertemuan : Ke 4
SP :
3
A. Proses Keperawatan
- Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan bayangan tersebut sudah mulai berkurang
DO : Klien tampak tenang
Klien tampak
kooperatif
Raut muka klien tampak bergairah
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
3. Tujuan
Khusus:
a.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian pasien
b.
Klien
mampu mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan-kegiatan klien secara terjadwal
c. Menganjurkan
pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
- Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan membaut
kegiatan-kegiatan klien secara terjadwal.
c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
B. Fase Orientasi
1.
Salam terapeutik
“ Assalamualaikum Pak Syamsir
. Apa kabar hari ini?
2. Memperkenalkan Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak.
Ingatan bapak luar biasa.
3. Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum
Sepertinya bapak udah mulai sehat.
Pak syamsir udah ngapain aja pagi ini.?? Bagaimana kalau kita bincang-bincang
lagi.
4.
Evaluasi / validasi
Bagaimana Pak Syamsir masih
ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul?
Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus
5.
Kontrak
Sesuai janji kita kemarin saya
akan latih cara ketiga untuk
mengontrol halusinasi dengan membuat jadwal kegiatan bapak setiap harinya. Kita akan membuat secara bersama-sama selama 15 menit. Tempatnya di ruang makan. Bagaimana apa Pak Syamsir sudah siap? “
C. Kerja :
Cara ketiga untuk mengendalikan
halusinasi adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang mas lakukan
di rumah misal membersihkan rumah, membaca buku, olah raga, nonton TV dll.
Baiklah sekarang mari kita buat jadwal kegiatan harian dari pagi sesudah bangun
tidur sampai malam hari sebelum tidur. Hal ini tujuannya untuk meminimalkan pak
Syamsir melihat bayangan-bayangan aneh itu lagi .
( buat jadwal kegiatan bersama
klien/ yang di sepakati oleh klien )
Bagus, sekarang pak Syamsir sudah memiliki jadwal kegiatan harian untuk
hari ini , yang untuk besok dan hari selanjutnya nanti kita buat bersama – sama
lagi ya pak?
D. Terminasi :
1.
Evaluasi
Subjektif
“Bagaimana perasaan Pak Syamsir
setelah kita buat
jadwal kegitan bapak ini?”
2.
Evaluasi Objektif
Cara ketiga untuk mengendalikan halusinasi dengar
yaitu apa pak ? Bagus pak bisa menyebutkannya . dengan melakukan kegiatan –
kegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi,
berarti tidak ada waktu untuk melamun/merenung sendiri.
3.
Rencana tindak lanjut
“Mas ... mau
kan melaksanakan kegiatan – kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah kita buat
? dan jangan lupa di buat juga jadwal kegiatan hariannya untuk hari besok dan
hari- hari selanjutnya. Nanti saya akan bantu
4.
Kontrak
Topik : Besok kita akan bercakap-cakap
tentang obat-obatan yang Mas ... minum
dimana gunanya untuk mengatasi suara yang didengar dan mengganggu.
dimana gunanya untuk mengatasi suara yang didengar dan mengganggu.
Tempat : Kita akan bercakap-cakap disini juga
ya, setuju?
Waktu : 10 menit saja.
” Sekarang mas... mau kemana ? Bagaimana
kalau mas ikut berkumpul dengan
temam- temanya yang lain di taman, kan bisa ngobrol-ngobrl”
temam- temanya yang lain di taman, kan bisa ngobrol-ngobrl”
STRATEGI PELAKSANAAN
Masalah keperawatan : Halusinasi Penglihatan
Pertemuan : Ke 5
SP :
4
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Klien
DS :
a. Klien mengatakan melihat sosok bayangan hitam tinggi yang mengganggunya
b. Klien
mengatakan melihat bayangan sampai 3x
DO :
a. Klien Tampak Bingung Dan Berbicara Sendiri
b. Tatapan
Klien Curiga
2. Diagnosa
Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi penglihatan
3. Tujuan
Khusus
a.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian pasien
b. Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya dengan
minum obat secara teratur.
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan minum obat secara teratur
c. Memberikan
pendidikan kesehatan tentang penggunnaan obat secara teratur
d. Menganjurkan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian
B.
Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“
Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?
2. Memperkenalkan
Diri
Pak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak.
Ingatan bapak luar biasa.
3. Membuka
Pembicaraan dengan Topik Umum
Bagaimana
perasaannya pagi ini pak? Udah mandi dan makan tadi pagi?
4. Evaluasi / validasi
Bagaimana
Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah
bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah bapak sudah melakukan
kegiatan-kegiatan yang telah kita buat kemarin? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus
5. Kontrak
Pagi ini
saya akan menjelaskan kepada bapak obat – obat yang bapak minum. Bagaimana
kalau kita sekarang berbincang – bincang di tempat ini , sekitar 10 mmenit ya
pak !
C.
Kerja :
Ini pak, obat – obatan yang nanti di minum yang orange namanya CPZ, yang merah muda ini Halloperidol, obat – obatan ini
semuanya untuk mengendalikan suara – sura yang sering bapak dengar, obat ini di
minum 3x sehari masing – masing 1 tablet tidak boleh lebih atau kurang. Dengan minum obat ini bapak akan mengantuk, lemas, ingin tidur terus tapi
itu tidak apa – apa. Bagaimana,
apa bapak sudah jelas ? Obat ini harus tetap di minum terus, mungkin berbulan
atau bahkan bisa selamanya. Tidak usah khawatir obat ini aman jika bapak minum
sesuai yang di anjurkan.. Jangan
berhenti minum obat walaupun bapak sudah merasa sehat. Kalau bapak menghentikan obat tanpa
sepengetahuan dokter atau perawat, gejala – gejala seperti yang bapak alami
seperti sekarang akan muncul lagi.
Bapak harus mengingat 5 hal saat
minum obat yaitu :
1. Benar obat
2. Benar bahhwa obat ini untuk bapak
3. Benar cara meminumnya
4. Benar waktunya
5. Benar dosisnya.
Ingat ya bapak .
D.
Terminasi :
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Pak Syamsir
setelah kita buat
jadwal kegitan bapak ini?
2. Evaluasi Objektif
Coba bapak sebutkkan jenis obat
yang bapak minum, coba sebutkan lima hal saat minum obat
3. Rencana tindak lanjut
Karena bapak sudah paham
tentang obat yang di minum , bapak dapat langsung meminum obat
4. Kontrak
Bapak kita ketemu lagi,kita
akan membahas tentang masalah dengan keluarga bapak.